Berita Analisa Terkini - Gubernur Aceh Irwandi Yusuf memiliki pesawat pribadi jenis Shark Aero dan pandai menerbangkannya. Jauh hari sebelum mempunyai lisensi, dia sudah pernah duduk di kokpit burung besi. Aksi koboinya ketika bermanuver membuat penumpang pucat pasi.
Irwandi membeli satu unit pesawat berkapasitas dua awak setelah selesai mengikuti pendidikan pilot di Bandung Pilot Academy tahun 2014 lalu. Dia bersekolah di sana untuk mengambil lisensi agar mempunyai izin menerbangkan burung besi. Sebenarnya, jauh sebelum itu Irwandi telah punya kemampuan.
"Irwandi training di Bandung Pilot Academy sekitar 8 bulan. Sebenarnya dia telah bisa menerbangkan pesawat sejak dulu. Tapi masuk sekolah di sana untuk mengambil lisensi saja," ujar Ajudan Irwandi, Hendri Yuzal ketika berbincang dengan tribunnews, Kamis (13/07/2017).
Pesawat jenis Shark Aero buatan Slovakia itu dilabelinya Hanakaru Hokagata. Dia membelinya seharga 40.000 Euro atau sekitar Rp 600 juta. Setelah dibawa pulang ke Aceh, pesawat tersebut parkir di Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Iskandar Muda (SIM), Blang Bintang, Aceh Besar, Aceh. Dia sering menggunakannya untuk sekadar bersantai atau pun ada jadwal penting.
Hendri sendiri sudah tiga kali diajak naik pesawat yang dipiloti pria akrab disapa Bang Wandi itu. Perjalanan pertama untuk memantau kebakaran hutan di kawasan Seulawah Aceh Besar tahun 2016 lalu. Keduanya menghitung jumlah titik api dari udara.
Setelah perjalanan sampai ke Idi, Aceh Timur, pesawat berbalik arah ke Banda Aceh. Perjalanan kedua adalah saat berangkat ke Kabupaten Bireuen untuk menghadiri kegiatan maulid. Hendri diajak Irwandi menemaninya pulang kampung. Sementara pengalaman ketiga adalah saat jalan-jalan ke Bener Meriah.
"Awal-awal pertama naik ada rasa takut. Tapi kita percaya saja kepada pak Irwandi. Beliau telah paham. Kita serahkan semua sama pak Irwandi," jelas Hendri.
Saat pesawat berada di udara, Irwandi sempat beberapa kali melakukan manuver. Untuk mengetes adrenalin, ujarnya. Penumpang yang pertama kali ikut terbang mengalami pucat pasi bahkan ada yang muntah.
"Pesawat ini pesawat dua awak. Pak Irwandi manuver pun agak mudah," terang alumni S2 di University of Hawai, Amerika Serikat itu.
Keinginan Irwandi untuk menjadi seorang pilot memang telah timbul sejak kecil. Impian tersebut berhasil diwujudkannya meski di usia tidak lagi muda. Ayah lima anak ini mengajak generasi muda untuk mengikuti jejaknya merajut mimpi.
"Memang sudah dari sananya saya suka, bakat namanya. Saya waktu masih sangat kecil sering berpikir mengapa mobil bisa jalan tanpa ditarik dan mengapa pesawat bisa terbang. Saya sangat bangga kepada supir yang menyebabkan mobil bisa berjalan tanpa dihela. Begitu juga, saya menganggap pilot itu manusia Class One," ditulis Irwandi dalam status Facebook-nya beberapa waktu lalu.
"Saya mau memberikan teladan kepada kaum muda Aceh kalau menjadi penerbang itu bukanlah hal sulit. Saya masuk pendidikan pilot saat sudah berusia tua, 53 tahun," sambung Irwandi dalam statusnya. (Berita Analisa Terkini)
