Beritaanalisaterbaru-Memasuki penghujung tahum 2016. Komisi
untuk orang hilang dan Tindak kekerasan sumatera Utara (Kontras Sumut )
mencatat peran aparat kemanan menjadi aktor utama yang palin berperan dalam
tingginya kasus kekerasan serta konflik agraria di daerah Sumatera Utara
sepanjang tahun 2016.
"Sepanjang tahun 2016 telah terjadi 74 kasus kekerasan
di daerah Sumatera Utara. Dari Jumlah itu,
terdapat 43 kasus yang dilakukan oleh pihak kepolisian, 10 kasus oleh TNI, 5
Kasus oleh satpol PP dan 16 kasus lainya dilakukan oleh orang tidak dikenal,
preman atau ormas kepemudaan maupun Satpam ( Pamswakarsa)" Jelas Kepala
Operasional Kontras Sumut, Amin Multazam.
Amin Mengatakan bahwa tingginya tindak kasus kekerasan yang
justru banyak dilakukan oleh pihak aparat keamanan, menunjukan ada nya sikap
arogansi dan ketidak Profesionalan aparat keamanan dalam menangani Konflik
agraria.
"Kenyataan ini juga menunjukan bahwa kepolisian yang
diharapkan menjadi Garda terdepan dalam memberikan rasa perlindungan, justru
berperan ganda menjadi aktor dominan dalam melakukan tindak kekerasan dan
pelanggaran HAM". Ungkapnya.
Amin juga menuturkan bahwa beberapa kasus menjadi sorotan
oleh pihak Kontras Sumut pada tahun 2016 antara lain meninggalnya tahanan di Polsek
Percut dan Polres Toba Samosir. Lalu meninggalnya Hiskia dan Amirson Sitepu
yang di duga kuat disiksa oleh para oknum Brimob Polres Karo dan Polsek Tiga
Binanga. Kejadian itu menambah catatan kelam atas arogansi dan ketidak
profesionalan pihak Kepolisian sepanjang tahun 2016.
Kemudian terjadi insiden protes masyarakat Sari Rejo di
Medan atas kasus penyerobotan Lahan oleh pihak TNI AU yang mengakibatkan 15
korban terluka, termasuk para jurnalis yang sedang bertuga melakukan peliputan.
"Kasus ini belum termasuk kasus Demontrasi masyarakat
Desa Lingga ke Polres Tanaj Karo yang menelan korban jiwa satu orang serta
bentrok anatara pedagang tradisional di kota Medan dengan Satpol PP sepanjang
April sampai juli". Ujarnya.
Dengan berbagai kasus yang terjadi di sepanjang tahun 2016.
Kontras Sumut berpendapat bahwa tindak kasus kekerasan dan konflik agraria
sudah memasuki ke tahap yang sangat mengkhawatirkan. oleh sebab itu, Pemerintah
harus serius dan Proaktif dalam melakukan penyelesaian segala permasalahan yang
ada.
Pemerintah Harus bisa menuntaskan masalah seperti ini,
jangan samapi ada korban jiwa lagi dalam kekerasan dan kasus agraria, khusunya
daerah Sumatera Utara". Pungkasnya.
Dok Beritaanalisaterbaru