Berita Analisa Terkini - Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta tidak profesional saat di
putaran pertama Pilkada DKI 2017. Hal itu di ungkapkan Calon Gubernur DKI
Jakarta no urut pemilihan dua Basuki Thajaja Purnama atau Ahok yang didasarkan
atas laporan tim suksesnya di lapangan.
Didalam acara Satu Meja yang ditayangkan di kompas TV, Senin
( 6/3/17) malam. di dalam acara itu, Ahok menyampaikan catatan pada pelaksanaan
putaran pertama Pilkada DKI.
"Bagi kami KPU sangat tidak profesional sekali, laporan
dari timses", kata Ahok.
Ketidak profesionalan KPU, kata Ahok, terlihat dari banyak
munculnya masalah terkait dengan formulir C6. Ahok mengatakan, apabila warga
sudah terdaftar di dalam daftar pemilih tetap ( DPT ) maka tinggal memberikan
formulir C6.
"Sekarang ini ada KTP boleh memilih karena ada E-KTP.
tapi yang terjadi waktu ada orang yang mendaftar tanpa C6. mukanya dimainkan,
nah itu lah yang tidak boleh dilakukan", ujar Ahok.
"Jadi saya melihat memang adanya ketidak profesionalan
dari pihak penyelengara. ini sudah dibenarkan oleh tim sukses. tapi ya
sudahlah, kami sich syukuri saja", ujar Ahok.
Dirinya juga menyoroti adanya oknum kelompok penyelenggara
pemungutan suara ( KPPS ) yang sangat tidak mengerti soal aturan bagi pemilih
diatas pukul 12.00.
"Itu bisa dijadikan satu kajian yang menarik kenapa
tiba tiba orang KPPS tidak mengerti aturan yang begitu loh. masa dia tidak
mengerti aturan. datang jam 1 bukan di stop. mana boleh hak pilih orang di
hilangkan", ujar Ahok.
Dirinya kemudian menyinggung juga terkait habisnya kertas
suara dan dimana seharusnya ada pengecekan apakah habisnya kertas suara itu ada
berkaitan dengan adanya pemilih yang mempergunakan C6 atas nama orang lain.
"Nah hal hal itulah yang mesti kita perbaiki:, ucap
Ahok.
Dirinya juga menyatakan bahwa tim sukses nya juga sudah
melaporkan temuan masalah di lapangan ke Panwaslu.
"Nanti kita lihat saja hasilnya seperti apa", kata
Ahok.(Berita Analisa Terkini)