Selasa, 15 Agustus 2017
Lima Teroris di Bandung Ingin Ledakkan Istana Negara
Posted By: Unknown - 08.48Berita Analisa Terkini - Kelima terduga teroris yang diciduk di Kota Bandung akan memakai bom kimia dalam aksinya. Mereka pun sudah menentukan target. Jaringan Jamaah Anshar Daulah (JAD) Bandung Raya itu membidik Mako Brimob Kelapa Dua, polisi, dan Istana Negara.
Kepala Bidang Humas Polda Jabar, Kombes Yusri Yunus, mengungkapkan kelima terduga teroris tersebut masih mempersiapkan aksinya ketika Densus 88 Antiteror menangkapnya.
"Mau meledakkan Mako Brimob di Jakarta, petugas Polri di lapangan, dan Istana Negara," ujar Yusri di lokasi penggeledahan rumah kontrakan Y, di RT 07/RW 18, Kampung Jajaway Timur, Kelurahan Antapani Kidul, Kecamatan Antapani, Kota Bandung, Selasa (15/08/2017).
Menurutnya, bom kimia tersebut akan diledakkan di bulan ini.
"Mereka persiapkan nanti kapan jadinya bom itu diupayakan akhir Agustus telah bisa dilakukan aksi," sambung Yusri.
Dia mengutarakan Densus 88 masih memeriksa kelima terduga teroris itu. Kepolisian masih mendalami kemungkinan adanya tempat lain yang menjadi sasaran mereka. Termasuk soal bahan baku bom yang mereka sita.
"Sementara kita melakukan pemeriksaan di pos khusus dari Densus 88 lantaran baru dilakukan penangkapan. Kita sedang mendalami apakah masih adanya tempat-temat lain, di mana dia menyimpan bahan baku yang lain," ucap Yusri.
Berdasarkan pemeriksaan, terduga teroris membeli bahan peledak itu di toko kimia di Kota Bandung. Sebelumnya, kepolisian sudah menemukan bahan peledak dengan jumlah besar saat olah TKP di rumah kontrakan Y.
"Dia membeli bahan kimia di beberapa tempat, dia pernah beli di suatu tempat namun ditolak karena mesti menyertakan KTP. Jadi dia mencari tempat yang lain," sebut Yusri.
Dia menjelaskan, peledakan bom kimia itu akan menggunakan kendali jarak jauh.
"Sistemnya membuat bom memakai remote nanti peledakkannya menggunakan remote sebagai detonator. Langsung hasil dari pemeriksaan awal tim penyelidik Densus, bahwa dia mengakui bahwa targetnya Brimob, petugas-petugas serta Istana Negara," tutup Yusri. (Berita Analisa Terkini)