Berita Analisa Terkini - Tidak ada korban luka dalam ledakan di salah satu stasiun kereta di pusat kota Brussels, Belgia. Tapi peristiwa tersebut memicu kepanikan besar bagi warga Belgia yang beberapa waktu lalu dilanda ledakan besar di bandara dan stasiun kereta metro lainnya.
Seperti dikutip Reuters dan AFP, Rabu (21/06/2017), sejumlah saksi mata yang berada di Central Station, yang menjadi lokasi ledakan, menyebutkan situasi yang penuh ketegangan dan kepanikan sesaat setelah ledakan terjadi hari Selasa (20/06/2017) malam waktu setempat.
"Orang-orang menjerit dan menangis histeris. Ada pergerakan kepanikan," ucap juru bicara perusahaan kereta api Belgia, SNCB, Elisa Roux.
Nicolas Van Herrewegen yang merupakan salah satu staf stasiun itu, mengatakan kepada Reuters jika dirinya sedang bergegas ke peron bawah tanah yang melayani kereta api jarak jauh dan menuju pinggiran Belgia ketika mendengar ada seseorang menjerit.
"Ada seorang pria yang menjerit histeris. Pria tersebut bicara mengenai jihad dan kemudian pada satu waktu dia menjerit 'Allahu akbar dan meledakkan koper kecil yang ada di sampingnya. Orang-orang langsung berlarian," ujar Herrewegen.
Herrewegen menggambarkan pelaku yang mendalangi ledakan bom tersebut sebagai pria berkulit gelap dan berambut pendek, yang memakai kaos putih dan celana jeans hitam. Dia mengaku sejak awal menyadari ada yang aneh dengan pelaku, sebab dia melihat kabel bergantungan keluar dari pakaian pelaku. Itu mungkin rompi bom bunuh diri.
Pelaku yang jati dirinya belum dirilis ke publik, akhirnya meninggal di tangan tentara Belgia yang ditugaskan menjaga stasiun itu. Belgia memang mengerahkan personil militer untuk menjaga lokasi umum yang ramai orang, sejak serangan teror parah menewaskan 32 orang pada Maret 2016. (Berita Analisa Terkini)